Rabu, 15 April 2015

Makalah | Ekosistem Terumbu Karang



Ekosistem Terumbu Karang
Oleh : Apriliansyah


KATA PENGANTAR 
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekosistem Terumbu Karang” ini sebagai tugas pada mata kuliah Aplikasi Komputer Fakultas Pertanian Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu Tahun 2012.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki baik dari pengumpulan, penyusunan maupun penulisan makalah ini. Namun besar harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Hasanudin, MP. yang telah memberikan perhatian dan bimbingan selama saya mengikuti mata kuliah Aplikasi Komputer. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kemajuan penulis kedepannya.


Bengkulu, 01 Oktober 2012

Apriliansyah
 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Indonesia merupakan  negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan  ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia.
Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia dengan  beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai produksi (sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi). Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat pesisir di sekitarnya Suharsono (1998:155).
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluhpuluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

1.2            Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.                  Untuk mengetahui lebih dalam tentang morfologi, fisiologi, habitat, dan manfaat dari terumbu karang.
2.                  Untuk memenuhi tugas Aplikasi Komputer.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1            Pengertian Terumbu Karang
Terumbu karang adalah suatu kumpulan hewan bersel satu yang membentuk koloni dan mempunyai rumah yang terbuat dari bahan kapur (Ca-karbonat). Mengingat dalam ekosistem terumbu terdapat berbagai jenis organism, maka dapat pula dikatakan sebagai berikut : Terumbu karang merupakan sebuah komunitas biologis yang berda di dasar laut yang membentuk struktur padat yang kokoh dan terbuat dari bahan kapur. Organisme utama kebanyakan terdiri dari koral dan algae. Wibisono (2005:198).
2.2            Tipe - Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis terumbu karang yaitu :
1.      Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
2.      Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
2.3            Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya
Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :
1.      Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2.      Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3.      Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
4.      Terumbu karang datar / Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1            Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya
1.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/1.png?w=306&h=210Acropora cervicornis
Kingdom         : Animalia

Phylum            : Cnidaria

Class                : Anthozoa

Ordo                : Scleractinia

Family             : Acroporidae

Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora cervicornis
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3 - 15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna              : Coklat muda.
Kemiripan       : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat                        : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih. 
2.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/2.png?w=276&h=201Acropora acuminata

Kingdom         : Animalia

Phylum            : Cnidaria

Class                : Anthozoa

Ordo                : Scleractinia

Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora acuminate
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna              : Biru muda atau coklat.
Kemiripan       : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat                        : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.
3.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/3.png?w=286&h=225Acropora micropthalma

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora micropthalma
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna              : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan       : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
Habitat                        : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
4.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/4.png?w=286&h=210Acropora millepora
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora millepora
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna              : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan       : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi         : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.
Habitat                        : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
5.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/5.png?w=306&h=240Acropora palmate
 
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora palmate
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa.
Warna              : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan.
Distribusi         : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama.
Habitat                        : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.


6.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/6.png?w=306&h=231Acropora hyacinthus
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora hyacinthus
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan.
Warna              : Coklat, hijau, merah muda.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat                        : Umumnya di lereng karang.
7.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/7.png?w=286&h=227Acropora echinata
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora echinata
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3 - 15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk tabung bercabang yang menyerupai tentakel.
Warna              : Coklat, kuning, putih.
Distribusi         : Indo-Pasifik barat.
Habitat                        : Perairan dangkal yang hangat.
8.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/8.png?w=268&h=212Acropora humilis
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                 : Anthozoa
Ordo                  : Scleractinia
Family              : Acroporidae
Genus               : Acropora
Spesies             : Acropora humilis
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang.
Warna              : Ungu, merah muda.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat                        : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.
9.      http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/9.png?w=286&h=209Acropora cytherea
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Acroporidae
Genus              : Acropora
Spesies            : Acropora cytherea
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus.
Warna              : Krem, coklat, biru.
Distribusi         : Indo-Pasifik barat.
Habitat                        : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.
10.  http://dhamadharma.files.wordpress.com/2010/05/10.png?w=268&h=228Siderastrea sidereal
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Cnidaria
Class                : Anthozoa
Ordo                : Scleractinia
Family             : Siderastreidae
Genus              : Siderastrea
Spesies            : Siderastrea sidereal
Kedalaman      : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter.
Ciri-ciri            : Koloni berbentuk batu bulat besar.
Warna              : Coklat keemasan, abu-abu.
Distribusi         : Perairan Indonesia, Karibia.
Habitat                        : Perairan dangkal yang jernih.
3.2            Faktor - Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang
1.      Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.
2.      Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 % tetapi di bawah 35 %. Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.
3.      Cahaya dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50 - 70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.
4.      Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.
5.      Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.
6.      Arus
Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.


7.      Sedimen
Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.
3.3            Penghuni Terumbu Karang
1.      Tumbuh- tumbuhan
Ganggang (alga) merupakan suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang besar dan beraneka ragam yang biasanya terdapat di dalam lingkungan akuatik. Mereka adalah produsen primer, seperti yang telah diterangkan, mampu menangkap energi surya dan mnggunakannya untuk menghasilkan gula dan senyawa majemuk lainnya dengan menyimpan energi.Lamun adalah salah satu vegetasi yang hidup di sekitar terumbu karang. Lamun mempunyai manfaat sebagai perangkap sedimen.
2.      Avertebrata
Hewan karang dari filum Cnidaria merupakan kelompok- kelompok utama dari dunia hewan yang sangat penting dalam ekologi terumbu karang. Filum Cnidaria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hydroid, ubur- ubur dan Anthozoa.
Berbagai jenis cacing hidup di terumbu karang. Kebanyakkan memiliki ukuran kecil dan tidak kelihatan. Cacing berperan dalam proses erosi yang dilakukan oleh hewan secara alami, yang disebut bioerosi, dari  batuan kapur menjadi pecahan kapur sampai ke pasir dengan mliang pada batuan tadi.
Crustacea merupakan klompok yang amat terkenal dari filum Arthropoda yang hidup dalam terumbu karang. Mereka terdiri dari teritip, kepiting, udang, lobster dan udang  karang.
Banyak hewan Crustacea ini mempunyai hubungan khusus dengan hwan lain di terumbu karang. Teritip menempel pada beberapa substrat seperti penyu dan kepiting; udang pembersih dengan beberapa ikan atau udang kecil berwarna dengan anemone.
Molusca menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman Mollusca memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu karang yang rumit ini. Mereka juga menjadi dasar bagi perdagangan besar cangkang hias dan penunjang utama perikanan kerang dan cumi- cumi.
Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal dan umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Bintang laut yang omnivora memakan apa saja mulai dari sepon, teritip, keong dan kerang.Teripang mendiami sebagain besar terumbu karang dan memakan alga dan detritus dasar. Mereka mempunyai alami sedikit dan manusia barangkali yang menjadi pemangsa yang rakus.
3.      Ikan Karang
Ikan karang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:
a)      Ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae;
b)      Kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan
c)      Kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae.
Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan.



4.      Reptilia
Reptiilia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang hanya dua kelompok yaitu, ular laut dan penyu. Dua kelompok ini terancam punah. Ular ditangkap untuk kulitnya, dan penyu terutama untuk telurnya.
3.4            Manfaat Ekosistem Terumbu Karang
1.      Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat – obatan ataupun sebagai objek wisata bahari.
2.      Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi
3.      Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.
3.5            Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang
Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu terumbu karang, kini mulai rusak. Hal ini disebabkan oleh :
1.      Pengendapan kapur
Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi)  yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.
2.      Aliran air tawar
Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang.
3.      Berbagai jenis limbah dan sampah
Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.
4.      Pemanasan suhu bumi
Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan  perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.
5.      Uji coba senjata militer
Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut.
6.      Cara tangkap yang merusak
Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak.
7.      Penambangan dan pengambilan karang
Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.
8.      Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu
Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak koloni karang.

9.      Serangan bintang laut berduri
Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus  polip-polip karang dipermukaan koloni tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

·         Suharsono. 1998. Ekosistem Terumbu Karang. Surabaya: Apollo.
·         Wibisono, W.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: Grasindo.
·         http://ahza-vongola.blogspot.com