ENGGANO (8-13/5) Praktikum Lapangan di Pulau Enggano yang merupakan kali ke 5 saya ikuti bersama mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu.
Sebelum terlalu jauh bercerita, akan saya kenalkan sedikit tentang Enggano. Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudera Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu dan merupakan satu kecamatan yang memiliki enam desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana,dan Kahyapu.. Luas wilayah Pulau Enggano mencapai 400,6 km² dan memiliki kurang lebih 3000 jumlah warga.
Sebelum terlalu jauh bercerita, akan saya kenalkan sedikit tentang Enggano. Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudera Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu dan merupakan satu kecamatan yang memiliki enam desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana,dan Kahyapu.. Luas wilayah Pulau Enggano mencapai 400,6 km² dan memiliki kurang lebih 3000 jumlah warga.
Hasil wawancara tahun 2014 lalu bersama salah satu ketua adat di Enggano, penduduk asli Pulau Enggano adalah Suku Enggano, yang terbagi menjadi lima puak asli (suku). Semuanya berbahasa sama, bahasa Enggano. Suku atau puak Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934). Selain Suku Kauno, terdapat Suku Banten (pendatang) dan empat suku lainnya. Suku Enggano memakai Bahasa Enggano dalam percakapan sehari-hari.
Pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Enggano ini saya dari program studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu, yang termuda. Karena telah mengunjungi Enggano ketika masih berstatus mahasiswa baru. Suatu hal yang semuannya diluar pemikiran saya serba ada seperti tempat kelahiran saya Muara Beliti - Musi Rawas atau Bengkulu tempat saya menuntut ilmu sekarang. Namun ternyata Pulau Enggano tidak, dengan masih tidak ada penerangan (masih menggunakan mesin dan tenaga surya), jalan utama yang tidak layak dan bahan pokok yang harganya lebih tinggi. Sertifikasi selam merupakan tujuan dan kegiatan utama yang saya ikuti di Pulau Enggano, hari pertama kegiatan selam bersam instruktur Bapak Imam Suprihanto dari Persatuan Olaharaga Selam Seluruh Indonesia atau yang biasa dikenal POSSI. Saya rasakan penyelaman yang sangat luar biasa, "Subhanallah" inikah surga dunia bawah air, dengan berbagai bioata yang ada didalamnya.