Kamis, 19 Desember 2019

APRILIANSYAH | Bung Karno dan Masjid Raudhatus Sa’adah Musi Rawas

Bung Karno dan Masjid Raudhatus Sa’adah Musi Rawas

Kecintaan Bung Karno kepada Islam salah satunya diperlihatkan melalui kedekatan dengan masjid. Saat berkunjung ke berbagai negara, Bung Karno sering memberi perhatian pada masjid, atau setidaknya mengunjunginya untuk beribadah. Bahkan ada masjid yang karena peran Bung Karno, bisa berdiri tegak dan indah setelah sebelumnya hanya menjadi gudang yang tak berguna.
Masjid menjadi salah satu tujuan Bung Karno saat berkunjung ke sebuah negara. Bahkan saat mengunjungi dua negara terbesar saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet, Bung Karno seakan mengajak pemimpinnya untuk memberikan perhatian pada masjid. Bung Karno seakan ingin menunjukkan kepada dua negara beda blok politik itu untuk memperhatikan masjid dan umat Islam pada umumnya. Dengan mendatangi masjid, Bung Karno seakan menunjukkan kepada dua negara itu bahwa ia adalah sosok pemimpin negara Islam yang besar.
Sebagai seorang artsitek dan seniman, Bung Karno juga mengetahui dan paham bagaimana seharusnya rumah ibadah itu berdiri dan dibangun. Dalam masa pemerintahannya, Bung Karno tidak hanya berkontribusi dalam menyetujui pembangunan masjid, namun juga memperhatikan arsitektur, seni dan kekohohan bangunan rumah ibadah itu.
Bung Karno bahkan juga pernah diminta untuk memberikan nama sebuah masjid, hal itu disanggupi oleh presiden Indonesia pertama tersebut. Sebagai seorang yang mempunyai pengetahuan yang luas, Bung Karno tentu tidak memberikan nama yang sembarangan. Nama yang diberikannya pun juga tidak sekadar indah, namun juga mempunyai filosofi yang cocok dengan masjid yang akan dibangunannya.
Masjid Raudhatus Sa’adah yang terletak di kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, adalah salah satu masjid yang punya keterkaitan sejarah dengan Bung Karno.
Informasi tersebut menyebutkan bahwa masjid ini dahulunya dibangun pada tahun 1938 dan selesai dua tahun kemudian 1940. Disebutkan bahwa gambar desain masjid itu dibuat Bung karno saat masa pembuangan di Bengkulu.
“Menurut cerita dari masyarakat setempat arsiteknya adalah Presiden Soekarno ketika diasingkan di Bengkulu. Presiden Soekarno saat itu menghadiahkan gambar masjid ini kepada Pangeran Roes,” demikian informasi yang disampaikan laman tersebut.